Pengertian Sabar

Pendidikan Kesabaran

Sabar sewaktu menerima musibah

Pengertian Sabar

Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Dan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya. Itulah pengertian sabar yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Dan sabar ini tidak identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk tidak bersikap berlebihan, atau menahan diri dari pemborosan harta bagi yang mampu juga merupakan bagian dari sabar. Sabar harus kita terapkan dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan hanya ketika kita dalam kesulitan, tapi ketika dalam kemudahaan dan kesenangan juga kita harus tetap menjadikan sabar sebagai aspek kehidupan kita. Sabar dijelaskan oleh Nabi Saw. sebagai ketahanan saat pertama kali ujian datang (al-shabru ‘inda alshadmati al-ula). (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’i dari ‘Aisyah RA.).

وعن أبي مالك الحارث بن عاصم الأشعري رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏:‏ ‏"‏الطهور شطر الإيمان، والحمد لله تملأ الميزان، وسبحان الله والحمد لله تملآن -أو تملأ- ما بين السماوات والأرض، والصلاة نور، والصدقة برهان، والصبر ضياء، والقرآن حجة لك أو عليك‏.‏ كل الناس يغدو، فبائع نفسه فمعتقها، أو موبقها‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Artinya : Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bersuci adalah separuh keimanan dan Alhamdulillah itu memenuhi imbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada di antara langit-langit dan bumi. Shalat adalah pahala, sedekah adalah sebagai tanda keimanan bagi yang memberikannya, sabar adalah merupakan cahaya pula, al-Quran adalah merupakan hujjah untuk kebahagiaanmu,jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu. jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya.

Setiap orang itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya - kepada Allah,berarti ia memerdekakan dirinya sendiri - dari siksa Allah Ta'ala itu - dan ada yang merusakkan dirinya sendiri pula karena tidak menginginkan keridhoan Allah Ta'ala." (Riwayat Muslim)

وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏"‏عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن ‏:‏ إن أصابته سراء شكر فكان خيراً له، وإن أصابته ضراء صبر فكان خيراً له‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه مسلم‏)‏‏)‏‏.‏

Artinya : Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Amat menghairankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorang pun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, ia pun bersyukur-lah, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran - yakni yang merupakan bencana - ia pun bersabar dan hal ini pun adalah merupakan kebaikan baginya." (Riwayat Muslim)

Macam-macam sabar

1. Sabar dalam melaksanakan taat kepada Allah

Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا

“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam memerintahkannya.” (QS. Thaha: 132)

Dalam ayat di atas disebutkan perintah sabar dalam melaksanakan taat, yaitu seorang suami harus bersabar dalam memerintahkan istrinya untuk mengerjakan shalat. Memang seperti itulah tugas seorang suami, ia harus bisa memimpin bahtera rumah tangganya dan memerintahkan keluarganya untuk melakukan kebaikan.

2. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan

Hal inilah yang terjadi pada Nabi Yusuf as. Beliau diajak berzina oleh istri seorang al-‘aziz di tempat yang sudah aman lagi tertutup rapat, sehingga tidak mungkin ada orang yang tahu. Selain itu, istri al-‘aziz juga memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap Yusuf, namun Yusuf mampu menghidari ajakan berzina dari seorang wanita yang cantik, padahal dia sendiri adalah seorang pemuda yang masih belia, sehingga sangat mudah untuk tergoda melakukan zina. Akan tetapi, Yusuf lebih memilih bersabar dalam menjauhi kemaksiatan sehingga ia pun rela dipenjara. Sebagiamana yang Allah ceritakan dalam firman Nya

قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

“Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh’.” (QS. Yusuf: 33).

3. Sabar dalam menerima takdir Allah

Sabar jenis yang ketiga adalah dalam menerima takdir yang Allah berikan. Allah Ta’ala berfirman

فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ

“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu.” (QS. Al-Insan: 24)

Takdir adalah sebuah ketetapan Allah, dari takdir yang baik sampai takdir yang buruk, seorang muslim wajib menerimanya. Dia tidak boleh protes dengan takdir yang telah Allah tetapkan untuknya. Karena setiap takdir yang Allah tetapkan, pasti ada hikmahnya.

Namun seorang tidak boleh melakukan dosa dan maksiat dengan alasan takdir. Takdir yang telah Allah tetapkan, wajib seorang muslim untuk ridha kepadanya. Akan tetapi, perbuatan buruk yang dilakukan semisal dosa dan maksiat, kita dilarang ridha. Patut dibedakan dalam 2 hal ini.

Ketika seorang muslim tertimpa takdir yang buruk semisal musibah sakit atau kematian, ingatlah bahwa para Rasul memiliki cobaan yang jauh lebih berat dibanding kita semua. Oleh karena itu Allah perintahkan kita untuk meniru para Rasul dalam hal bersabar.

Allah Ta’ala berfirman

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan untuk mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)

4. Bersabar dalam menghadapi musibah

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". [QS Al Baqarah(2) : 155-156]

Seseorang sering memberi pernyataan ke teman/saudaranya agar bersabar tetapi belum tentu dia sendiri bisa sabar. Sampai ada ungkapan umum “Sesabar-sabarnya manusia, pasti ada batasnya” Bila di jawab ya, dimana batas kesabaran (titik puncak kesabaran) itu. Dan kesabaran tersebut akan hilang tetapi sesungguhnya , tidak ada seorangpun yang sanggup membatasi titik puncak kesabaran tersebut. Yang bisa hanyalah kesabaran saya dengan kesabaran orang lain berbeda.

Segala hal tentang kehidupan didunia ini bersandar atas kesabaran. Induk ayam tidak akan dapat menetaskan telurnya kecuali setelah melewati waktu tertentu, dalam hal ini dibutuhkan kesabaran dalam mengerami telur-telurnya. Seorang murid tidak akan mencapai derajat tertinggi dalam ilmu pengetahuan, kecuali setelah bersabar selama bertahun-tahun dalam belajar.

Menurut Imam Ali bin Abi Thalib, kesabaran ada dua macam, yakni sabar atas hal-hal yang dibenci dan sabar atas hal-hal yang dicintai.

Contoh tentang sabar dengan hal-hal dicintai adalah mencintai kedua orang tua. Menjadi kewajiban sang anak untuk sabar dalam mencintai orang tua dan tetap memelihara kecintaan itu

Contoh tentang sabar dengan hal-hal yang dibenci, yakni seperti tertimpa musibah/penyakit, yang tentunya tidak anda sukai. Dalam hal ini, anda wajib bersabar atas musibah yang menimpa, sehingga Allah akan memudahkan urusan anda. Imam Ali bin Ali Thalib berkata :

“Kedudukan sabar di dalam iman seperti kedudukan kepala di dalam tubuh. Jika kepala berpisah dari tubuh, maka rusaklah tubuh. Jika Sabar berpisah dari urusan, maka rusaklah urusan”

Selain itu,kita harus TAHU dan SADAR bahwa kesabaran akan mendapatkan perlawanan. Lawan kesabaran akan merusak kehidupan kita (manakala kita memihak mereka (lawan kesabaran)

Salah satu lawan dari kesabaran adalah marah.Kapan hal itu akan terjadi ? Terjadinya marah adalah “saat batas terakhir dari puncak kesabaran terlampaui”. Kesabaran hilang dan berubah menjadi Kemarahan. Semua kesabaran yang kita punyai menjadi rusak semuanya. Hubungan kawan berbalik menjadi lawan. Hubungan Orang Tua dan Anak menjadi rusak, Anak mengalami tekanan psikis akibat perlakuan keras dan kasar yang diberikan oleh orang tua.

Lawan kesabaran yang lain adalah tergesa-gesa. Lihatlah betapa banyak mengandung celaka akibat tergesa-gesa, dan betapa indahnya kesabaran. Jika kita memilih tergesa-gesa, usaha yang kita rencanakan menjadi kacau, peluang usaha menjadi hancur, semua langkah menjadi berantakan.

Lawan kesabaran selain yang diatas adalah nekat. Jika seseorang sudah tidak dapat lagi menahan kesabaran, maka dia bisa melakukan tindakan yang dapat membahayakan siapa saja. Banyak kasus pembunuhan terjadi karena hilangnya kesabaran. Dan betapa kehilangan rasa sabar bisa menyebabkan nyawa seseorang melayang.

Sungguh agung dan dahsyat firman Allah dalam Al Quran,yang artinya :

“ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ". [QS Al Baqarah(2) : 153]

Dari ayat tersebut, bila kita membutuhkan pertolongan atau menghadapai masalah apapun, maka jadikan Sabar dan Shalat sebagai penolong.

Itulah kecerdasan Islam yang diajarkan kepada pemeluknya. Salah satu perwujudan dalam memandang dan menilai sakit di samping sehat. Memang sakit adalah sakit, dan setiap sakit adalah penderitaan terhadap tubuh. Akan tetapi, Islam memandang bahwa dalam sakit ada nilai yang tengah ditawarkan Allah kepada kita, yakni nilai penghapusan dosa dan kesalahan. Oleh karena itu sakit membutuhkan kesabaran, juga orang yang merawatnya juga memerlukan kesabaran. Agar kesabaran menjadi penolong bagi si penderita sakit itu sendiri.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »


EmoticonEmoticon