Perbedaan Sistem Pendidikan Islam Dengan Sistem Pendidikan Non Islam

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan dasar manusia untuk memulai hidup, sehingga menjadi komitmen bersama bahwa pendidikan sangat mempunyai peran yang luhur dan agung. Sifat yang agung ini ditunjukkan dari peran pendidikan yang dipahamai sebagai pemberian bekal peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya salah satu lirik lagunya menekankan “bangunlah jiwanya, bangunlah raganya” ini terbukti secara konsuntif pendidikan sangan dibutuhkan.

Pendidikan merupakan proses untuk mendewasakan manusia atau kata lain pendidikan merupakan untuk “memanusiakan manusia” Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara normal dan sempurna sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia.

Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari perilaku buruk menjadi tabiat yang baik, pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting Pendidikan dalam Islam, sehingga menjadi kewajiban perorangan. Pendidikan membutuhkan suatu sistem agar tujuan mulia dari pendidikan itu tercapai. Dan makalah ini akan mencoba menjelaskan sistem dalam pendidikan itu.

Rumusan Masalah
  1. Apa Pengertian Sistem?
  2. Apa Ciri-ciri Suatu Sistem Dan Komponennya?
  3. Apa Model Perumusan Sistem Pendidikan Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

Pengertian Sistem dan Sistem Pendidikan Islam

Kata sistem berasal dari bahasa yunani yaitu system yang berarti “cara strategi”. Dalam bahasa inggris system bearti “ sistim, susunan, jaringan, cara” sistem juga diartikan suatu strategi, cara berfikir atau model berfikir”.

Defenisi tradisional bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya mobil adalah suatu sistem, yang meliputi komponen seperti roda, rem, kemudi, rumah-rumah, mesin dan sebagainya nya. Dalam artian yang luas, mobil sebenarnya adalah suatu subsistem atau komponen dalam sistem transportasi, disamping alat-alat trasnportasi lainnya yaitu sepeda, motor, pesawat terbang dan sebagainya, dan dalam arti lebih luas lagi transportasi adalah sub sistem atau komponen dari sistem ekonomi, sedangkan ekonomi adalah komponen-komponen atau subsistem dari sistem kehidupan.

Defenisi modern juga tidak jauh berbeda dengan defenisi tradisional seperti dikemukakan oleh para pakar secara terperinci, seperti :
  1. Roger A kaufan mendefinisikan sistem yaitu suatu totalitas yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja secara sendiri-sendiri ( independent) atau bekerja secara bersama-sama untuk mencapai hasil .atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.
  2. Immegart mendefinisikan esensi sistem adalah suatu keseluruhan yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian, itu terelasi antara satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya. Dan pendapat di atas dijelaskan bahwa sistem itu memiliki stuktur yang teratur yang saling terikat dan saling bekerjasama dalam mencapai tujuan.
  3. Mc Ashan mendefinisikan sistem sebagai strategi yang menyeluruh atau rencana dikomposisi oleh satu elemenn yang harmonis, merepresentasikan kesatuan unit, masing-masing elemen yang mempunyai tujuan tersendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.
  4. G. Ryans sistem adalah sejumlah elemen ( obyek, orang, aktivitas, rekaman, informasi dan lain-lain ) yang saling berkaitan dengan proses dan struktur secara teratur dan merupakan kesatuan organisasi yang berfungsi untuk mewujudkan hasil yang dapat diamati ( dapat dikenal wujudnya ) sedangkan tujuan yang tercapai.
Pendidikan merupakan sistem tersendiri di antara berbagai sistem di dunia ini, ada perinciannya dan unsur-unsurnya yang sama. Dia merupakan sistem tersendiri, baik tentang cakupannya maupun tentang kesadarannya terhadap detak-detak jantung, goresan hati, karsa dan rasa.

Pengertian Sistem Pendidikan Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Sistem berarti perangkat unsur secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan islam maka sestem pendidikan islam adalah seperangkat unsur yang terdapat dalam pendidikan yang berorientasi pada ajaran islam yang saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan dalam mencapai satu tujuan. Sistem Pendidikan Islam merupakan cara dan langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber ajaran islam dengan dalam melaksanakan pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan pendidikan islam.

Hubungan antara nilai-nilai dan unsur-unsur dalam suatu Sistem pendidikan Islam merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antar satu dengan lainnya, ibarat gula dengan manisnya dan garam dengan asinnya.

Pendidikan Islam adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terencana dan sistematis untuk mengembangkan potensi anak didik berdasarkan pada kaidah-kaidah agama Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan pribadi manusia secara menyeluruh melalui latihan-latihan kejiwaan, akal pikiran, kecerdasan, perasaan serta panca indera yang dimilikinya.

Dalam Perspektif budaya, pendidikahn Islam adalah sebagai pewarisan budaya, yaitu sebagai alat transmisi unsur-unsur pokok budaya kepada para generasi, sehingga identitas umat tatap terpelihara dalam tangangan zaman, bahkan dalam terma sosio kultural yang plural dikatakan pendidikan Islam tanpa daya sentuhan budaya akan kehilangan daya tarik yang pada akhinya hanya akan menjadi tontonan artifisial yang membosankan ditengah percaturan arus globalisasi.

Dari berbagai literature tampaknya Pendidikan Islam sebagai suatu sistem tidaklah sama dengan sistem pendidikan kontemporer pada umumnya. Hal ini juga disinyalir oleh Ramayulis “ pendidikan Islam memiliki system yang berbeda dengan system pendidikan lain. Namun pendidikan Islam yang didasrkan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi tidak menyebutkan secara spesifik tentang sistem pendidikan

Ciri Suatu Sistem Dan Komponennya

Secara teori menurut Reja Mudyaharjo mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
  1. Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian- bagian adalah hal yang kedua
  2. Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian dalam satu sistem
  3. Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan
  4. Begian-bagian memainkan peran mereka dalam kesatuannya untuk mencapai tujuan dan keseluruhan
  5. Sifat dan bagian dari fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diatur oleh keseluruhan terhadap hubungan- hubungan bagiannya
  6. Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah kompleks atau sebuah konfigurasi dan energi dan prilaku seperti sesuatu unsur tunggal yang tidak kompleks
  7. Segalah sesuatu haruslah dimulai dan keseluruhan sebagai suatu dasar dan bagian- bagian serta hubungan- hubungan serta baru kemudian terjadi secara berangsur-angsur.
Sebuah sistem terdiri atas bebarapa sub-sistem, setiap sub-sistem mungkin terdiri dari beberapa sub- sub sistem, selanjutnya setiap sub-sub sistem mungkin terdiri dari beberapa sub-sub-subsistem, begitu seterusnya sampai bagian itu tidak dapat dibagi lagi yang disebut komponen. Setiap sub-sistem itu dalam kemandiriannya merupakan satu sistem pula.

Sedangkan J.W Getzel dan E.G Guba menyatakan bahwa umumnya system sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Terdiri atas unsur-unsur yang berkaitan antara satu sama lain.
  2. Berorientasi kepada tujuan yang ditetapkan.
  3. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan dan tata tertib kegiatan dan sebagainya.
Bila diaplikaskan dalam sistem pendidikan seperti yang dikemukakan para pakar sebagai berikut:

Neong muhadjir membagi komponen sistem kepada tiga kategori yaitu
  1. Bertolak dari lima unsur dasar pendidikan, meliputi: yang memberi, yang menerima, tujuan, cara/jalan, dan konteks positif
  2. Bertolak dari empat komponen pendidikan yaitu kurikulum, subjek didik, personifikasi pendidik, dan konteks belajar mengajar
  3. Bertolak dari tiga fungsi pendidikan yaitu pendidikan kreativitas, pendidikan moralitas, dan pendidikan produktif.
Prof.Dr.H.Ramayulis membagi sistem pendidikan tersebut atas empat unsur, yaitu :
  1. Kegiatan pendidikan yang meliputi: pendidikan diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, pendidikan oleh seseorang terhadap orang lain
  2. Binaan pendidika , mencangkup: jasmani akal dan galbu
  3. Tempat pendidikan mencnagkup: rumah tangga, sekolah, dan masyarakat
  4. Komponen pendidikan mencangkup: dasar, tujuan, materi, metode, media, evaluasi, administrasi, dan dan sebagainya
Pendekatan Sistem

Pendekatan Sistem adalah suatu proses kegiatan yang mengidentifikasi kebutuhan, memilih problem mengidentifikasi syarat-syarat pemecahan problem serta memilih alternative pemecahan problem yang paling tepat mengevaluasi hasil dan merevisi sebagian atau seluruh sistem yang dilaksanakan sehingga memenuhi kebutuhan dalam memecahkan masalah dengan baik.

Menurut Reja Mudyaharja pendekatan sistem adalah cara-cara berfikir dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian pendekatan sistem merupakan proses pemecahan masalah yang logis untuk mencapai hasil pendidikan secara efektif dan efisien. Sistem menurut Reja Mudyaharja yaitu:
  1. Sistem Tertutup : Sistem yang struktur organisasi bagian-bagiannya tidak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sekurang-kurangnya dalam jangka pendek. Struktur bagian-bagiannya tersusun secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis.
  2. Sistem Terbuka : Sistem yang bagian depannya terus menyesuaikan diri dengan masukan dan lingkungan secara terus-menurus, berubah dalam usaha untuk mencapai kapasitas optimal. Struktur bagiannya bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis karena bagian-bagian dalam system dapat berubah karakteristik dan posisinya.
Pendidikan Islam itu bisa dikategorikan sebagai sistem tertutup karena ada prinsip-prinsip dasar dalam sistem tersebut yang sudah baku (tidak berubah dan tidak boleh berubah) yaitu al-quran dan hadist, tetapi dalam system lain pendidikan islam dikategorikan sebagai system terbuka karena dalam perkembangannya selalu berkaitan dengan berbagai system dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem pendidikan islam.

Model Perumusan Sistem Pendidikan Islam

Sebagai suatu sistem, pendidikan islam berbeda dengan sistem pendidikan non-islam sebab pendidikan islam memiliki dua model yaitu :

1. Model idealistik

Model idealistik adalah model yang lebih mengutamakan penggalian sistem pendidikan islam dari ajaran islam sendiri yaitu alquran dan hadist yang menggandung prinsip-prinsip pokok berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan. Menurut aryumani arza, dasar-dasar pembentukan dan pengembangan pendidikan islam yang pertama dan utama dalam al-quran dan sunnah. Model lain menggunakan pola deduktif, dengan membangun premis mayor ( sebagai postulat) yang dikaji dari nash.bangunan premis mayorini digunakan sebagai “kebenaran universal dan mutlak” untuk diterapkan pada premis minornya , dan proses ini mendapatka konglusi mengenai sistem pendidikan islam, Menurut abdul mujib prosedur penyusunan model ini sebagai berikut:
  1. Digali pemecahan persoalan kependidikan islam berdasarkan nash secara langsung. Prosedur ini biasanya menggunakan pendekatan maudhu’i (tematik) yaitu mengklafisikasikan ayat atau hadist menurut katagorinya lalu menyimpulkan 
  2. Digali dari hasil interpretasi nash para ahli filosofis islam seperti konsep jiwa manusia menurut al-farabi, al-kindi, ibn sina, ibn maskawaih, ibn thufail dan sebagainya konsep ini berkaitan dengan komponen peserta didik dan pendidik. Ciri utama interpretasi kelompok ini adalah sangat mengutamakan pendidikan intelektual(al-agl)
  3. Digali dari hasil interpresati para sufi muslim seperti konsep jiwa dan konsep ilmu menurut al-gasali dan lainnya. Konsep ini berkaitan dengan komponen peserta didik, pendidik, kurikulum, metode, alat pendidikan. Ciri utama interpresati dangat mengutamakan pendidikan intuisi(al-gaib) 
  4. Digali dari hasil interpertasi para musafir dan para ahli pendidikan modern, seperti mahammad abduh, rasyid ridha, igbal dan sebagainnya. Ciri utama kelompok ini adalah hasill interpretasi nash-nya didukung oleh data ilmiah, seperti yang tertulis di dalam tafsir al-manar. Model idealistik ini lebih didasarkan atas kerangkah dasar yang diyakini kebenarannya sehingga Ia becolak se-islam mungkin. Namun untuk merumuskannay memerlukan metosologi yang tepat dan benar. Di indonesia sabagian pakar pendidikan islam lemah dalam penguasaan metodologi.
2. Model Pragmatis

Model pragmatis adalah model yang lebih mengutamakan aspek praktis dan kegunaannya artinya formulasi sisetem pendidikan itu diambil dari sistem pendidikan kontemorer dapat dikembangkan dalam pendidikan islam, selalam tidak bertentangan dengan prinsip-prisnsip dasar yang terdapta dalam alquran dan sunnah. Model pragmatis dilakukan dengan cara :
  1. Adobsi yaitu mengambil secara utuh sistem pendidikan non-islam
  2. Asimilasi yaitu mengambil sistem pendidikan non-islam dengan menyesuaikannya disana sini
  3. Legitimasi yaitu mengambil sistem pendidikan no-islam kemudian dicarikan nash untuk justifikasinya
Menurut abd mujib sistem pendidikan yang didasarkan model ini bersumber dair pemikiran filsafat pendidikan, psikologi pendidikan kontemporer. Sistem pendidikan yang terdapat di dalam aliran progrevisme, esensisalisme, dan rekontruksionisme.

Model pragmatis paling banyak diminati pakar pendidikan islam. Disamping efektif dan efisiensinya, model ini tekh diuji keunggulannya. Sistem penddikan islam yang dikembangkan melalui model ini memiliki posisi tersendir bahkan mampu menjadi alternatif bagi keberadaan sistem pendidikan kontemporer.

Perbedaan Sistem Pendidikan Islam Dengan Sistem Pendidikan Non Islam
  • Sistem Ideologi. Islam memiliki ideology al-tauhid yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah. Sedangkan non-islam memiliki berbagai macam ideologi yang bersumber dari isme-isme materialis, komunis, ateis, sosialis, kapitalis dan sebagainya.
  • Sistem Nilai. Sistem Islam bersumber dari nilai al-Quran dan sunnah, sedangkan non-islam bersumber dari nilai hasil pemikiran, hasil penelitian para ahli, dan adat kebiasaan masyarakat. Dalam Islam nilai-nilai pada al-Quran dan Sunnah tersebut diinternalisasikan kepada peserta didik melalui proses pendidikan.
  • Orientasi Pendidikan. Pendidikan Islam berorientasi kepada pada kedua kehidupan yaitu duniawi dan ukhrawi, sedangkan pendidikan non-islam orientasinya duniawi semata. Didalam islam kehidupan akhirat merupakan kelanjutan dari kehidupan dunia, bahkan suatu mutu kehidupan akhirat konsekuensi dari mutu kehidupan dunia.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sistem Pendidikan Islam sangat relevan dengan sistem kehidupan yang berlandaskan kepada al-qur’an dan hadits Nabi s.a.w., dalam mencapai tujuannya yang hakiki. Sistem pendidikan Islam sangat memandang nilai-nilai kemanuaan dengan berbagai kondisi, tantangan serta perubahan zaman yang sangat cepat menggerogoti nilai-nilai kemanusaiaan itu sendiri.

Saran

Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat membuka mata kita bahwa pendidikan Islam itu tidak pernah terbatas, dalam artian dari lahir sampai seseorang meninggal masih berkewajiban menuntut ilmu. Jadi harapan penulis jangan pernah menyerah dalam menuntut ilmu, baik dunia atau akhirat.

DAFTAR PUSTAKA
  • Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
  • Ramayulis dan Samsul Nizar. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia
  • Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS
  • Lisdawati. 2012. Sistem Pendidikan Islam Dalam Pemikiran Abu Hanifa. Riau :PDF

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »


EmoticonEmoticon