Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangat erat kaitannya dengan tata cara melaksanakan sebuah penelitian secara ilmiah. Sepintas terlihat sulit ketika harus menerapkan langkah-langkah yang ada pada sebuah penelitian, diterapkan pada sebuah proses pembelajaran. Akan tetapi, dengan adanya pendekatan ini, para siswa akan lebih kritis dalam memahami sebuah konsep pembelajaran. Mereka tidak hanya mendengarkan pengetahuan dari gurunya, tetapi juga diharuskan untuk mencari informasi atau data secara mandiri. Dengan harapan mereka akan lebih paham tentang konsep yang telah mereka temukan secara mandiri, bukan sekedar diberikan oleh guru.

Dengan adanya pendekatan saintifik pula, akan memberikan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap siswa untuk lebih menggali informasi. Hal ini dikarenakan guru tidak memberikan konsep secara langsung melainkan hanya memberi pengarahan saja dalam pembelajaran, sementara siswa yang akan melaksanakan prosesnya. Dengan ini siswa akan berperan lebih aktif dalam sebuah pembelajaran, dimana mereka tidak hanya terpaku pada buku atau berdiam diri mendengarkan guru mengajar. Pendekatan saintifik ini akan sangat menstimulasi siswa untuk lebih aktif dalam sebuah pembelajaran.

Pendekatan merupakan cara pandang atau titik tolak pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mungkin terjadi proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi tertentu. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dan perencanaan.

Menurut Syaifuddin dan Djamarah (2005:68) “pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. Sedangkan menurut Wahjoedi (1999:121) “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Kemudian menurut Fathurrohman (2015:107) “Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan peserta didik”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara pandang atau titik tolak pendidik yang digunakan untuk menyajikan pembelajaran atau sebagai pedoman seorang guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadi proses pembelajaran dan tercapai kompetensi yang ditentukan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, ditekankan menggunakan pendekatan saintifik.

Menurut Hosnan (2014:34) “Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Kemudian menurut Atsnan dan Rahmiati dalam Gede Wiratma Jaya (2014:2) “Pendekatan saintifik merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah”. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dengan memenuhi aspek (mengamati) merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek, (menanya) guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat , disimak, dibaca atau dilihat, (mencoba) kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau bahkan melakukan eksperimen, (menalar) proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahun, dan (mengkomunikasikan) menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya, (Kemendikbud dalam Husamah, 2013: 11). Menurut Daryanto dalam Heru Satria dan Jeffry Handhika (2015:2)

Pembelajaran dengan scientific approach memiliki karakteristik,
  1. Berpusat pada siswa.
  2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
  3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
  4. Dapat mengembangkan karakter siswa.
Sedangkan menurut Fathurrohman (2015:117) tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan diantaranya : 
  1. Untuk meningkatkann kemampuan itelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 
  2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. 
  3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
  4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
  5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
  6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Kemudian menurut Hosnan (2014:37) prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi :
  1. Pembelajran berpusat pada siswa, Pembelajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan strategi-strategi pembelajaran dimana guru lebih memfasilitasi dari pada harus mengajar langsung.
  2. Pembelajaran membentuk Students self concept, 
  3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. 
  4. Pembelajaran meemberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengkomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 
  5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. 
  6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.
  7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
  8. Ada proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitif.
Beberapa penelitian tentang pendekatan saintifik antara lain dilakukan oleh Fauziah yang menyimpulkan bahwa “pendekatan saintifik berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill siswa”. Menurut penelitian Mulyono “bahwa pengembangan perangkat pembelajaran dapat meningkatkan scientific skill”. Demikian pula penelitian yang dilakukan Hidayati “yang mengemukakan bahwa pendekatan ilmiah (scientific approach) dapat meningkatkan hasil belajar siswa”. Selain itu, penelitian yang dilakukan Sujarwanta “mengemukakan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan siswa”. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Al-Rabadi “mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik digunakan dalam pengajaran ilmu karena telah terbukti efektif dalam meningkatkan prestasi ilmu siswa dan sikap ilmiah siswa”. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar, hard dan soft skill dan sikap ilmiah siswa, (Dwi Irma Widyanty, 2014:3). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa melakukan aktivitas belajar dengan melakukan berbagai kegiatan yang didasarkan pada proses (mengamati) berupa simulasi, (menanya) siswa mengajukan pertanyaan dari hasil mengamati, (mencoba/pratikum) siswa melakukan percobaan secara berkelompok, (menalar/mengolah informasi) siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan eksperimen, dan mengumpulkan informasi, (mengkomunikasikan) menyajikan laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »


EmoticonEmoticon