Pembelajaran Fisika

Pembelajaran Fisika

Pembelajaran Fisika yang mengajarkan berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar, analisa, sehingga hampir semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat dimengerti. Menurut Thoifuri (2007:56) Fisika tidak hanya berhubungan dengan rumus-rumus, bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, tetapi fisika juga berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubunganya yang diatur secara logika sehingga fisika itu berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak. Sebagai struktur dan hubungan-hubungan, maka fisika memerlukan simbol-simbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi berfungsi sebagai komunikasi yang dapat diberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru.konsep tersebut dapat terbentuk bila sudah memahami konsep sebelumnya”.

Menurut permendikbud Nomor 59 Tahun 2014, “Fisika merupakan bagian dari ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan usaha sistematis dalam rangka membangun dan mengorganisasikan pengetahuan dalam bentuk penjelasan-penjelasan yang dapat diuji dan mampu memprediksi gejala alam”.

Dalam memprediksi gejala alam diperlukan kemampuan pengamatan yang dilanjutkan dengan menyelidikan melalui kegiatan metode ilmiah. Ilmu Fisika merupakan :
  1. Proses memperoleh informasi melalui metode empiris (empirical method).
  2. Informasi yang diperoleh melalui penyelidikan yang telah di tata secara logis dan sistematis.
  3. Suatu kombinasi proses berpikir yang menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid.
Tujuan mata pelajaran Fisika SMA/MA Menurut Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014, yaitu agar : 
  1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan, keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya.
  2. Menunjukan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif ,jujur, teliti, cermat, tekun ulet,bertanggung jawab, terbuka, kreatif, inovatif) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah.
  3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
  4. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
  5. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
  6. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran fisika yang berasal dari fenomena alam yang bukan hanya berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah, persan seorang guru, bagaimana cara seorang guru mengolah kelas tersebut supaya lebih kondusif. Untuk itu dalam pembelajaran fisika dibutuhkan kegiatan dan strategi pembelajaran yang mampu mendorong siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa juga didorong untuk memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras untuk menemukan ide-idenya.

Model Pembelajaran Guided Discovery

Menurut Agus Suprijono (2009: 46) “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus menguasai model-model pembelajaran yang menarik yang dapat memotivasi siswa untuk lebih bergairah dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran danjika guru memberikan soal-soal kepada siswa, maka soal-soal yang di berikan tersebut akan mudah dikerjakan.

Secara umum model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang oleh guru untuk dilakukan siswa dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Menurut Istarani (2011: 1) “Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar”. Sedangkan menurut Aunurrahman (2012: 146) berpendapat bahwa “Model pembelajaran juga dapat dimaknai sebagai perangkat rencana atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau ditempat-tempat lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran adalah suatu kerangka perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar, untuk membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk meningkatkan aktivitas belajar mengajar.

Ada berbagai pendapat para ahli mengenai model pembelajaran Guided Discovery antara lain .Menurut Roestiyah (2001: 20) “Model pembelajaran Guided Discovery mengajak proses mental siswa mampu menganalisis sesuatu konsep atau prinsip, proses mental tersebut ialah dengan cara mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur dan membuat kesimpulan”.

Sedangkan menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 77) “Penemuan terbimbing Guided Discovery yaitu pelaksanan penemuan yang dilakukan atas petunjuk guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan”. Sejalan dengan pendapat di atas, Menurut Ali (2004: 87) “Model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing siswa untuk bertanya dan menemukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Guided Discovery dimana mengajak peran siswa untuk aktif melakukan pemecahan masalah dengan bimbingan guru, selanjutnya di setiap kelompok diminta untuk memberikan penjelasan dari hasil diskusi kelompok.

Langkah-langkah yang harus ditempuh kalau seorang guru melaksanakan model pembelajaran Guided Discovery, Menurut Lily Nurchayati (2009: 22)
  1. Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan yang harus dicari pemecahannya oleh siswa. Misalnya : apa yang akan terjadi bila sebuah lilin dinyalakan.
  2. Siswa memecahkan persoalan itu. Siswa berkelompok mulai mencari pemecahan persoalan tersebut. Untuk dapat memecahkan persoalan itu langkah-langkah yang digunakan adalah:
    1. Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi,
    2. Mengolongkan. Siswa mengklasifikasi apa-apa yang ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas,
    3. Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi,
    4. Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap apa yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat,
    5. Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan/menguraikan dari pengamatan tersebut,
    6. Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang didapatkan.
  3. Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu ditambahkan, guru dapat menambahkannya sehingga pengertian siswa lebih lengkap.
Menurut Hamdani (2010: 85) mengemukan langkah-langkah yang harus ditempuh kalau seorang guru melaksanakan model pembelajaran Guided Discovery adalah:
  1. Adanya problem yang akan dipecahkan, dinyatakan dalam pertanyaan, 
  2. Jelas tingkat atau kelasnya,
  3. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut perlu ditulis dengan jelas,
  4. Alat atau bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan kegiatan,
  5. Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melaksanakan kegiatan,
  6. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan atau percobaan atau menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan,
  7. Proses berfikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukan adanya mental operasional siswa, yang diharapkan dalam kegiatan,
  8. Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang mengarah pada kegiatan yang dilakukan siswa,
  9. Adanya catatan guru meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil, terutama penyelidikan yang mengalami kegagalan atau tidak berjalan sebagaiman seharusnya.
Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran GuidedDiscovery di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Guided Discovery yang penulis terapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Guru membagi beberapa siswa ke dalam beberapa kelompok,
  2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu tentang momentum dan implus,
  3. Guru memberikan permasalahan yang harus di cari pemecahan oleh siswa,
  4. Siswa menyediakan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan melaksanakan kegiatan,
  5. Kegiatan model pembelajaran Guided Discovery oleh siswa berupa penyelidikan atau percobaan atau menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan,
  6. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan kelompok untuk didiskusikan di depan kelas,
  7. Evaluasi, siswa membuat kesimpulan
  8. Guru dapat menambah kesimpulan, sehingga pengertian siswa menjadi lebih lengkap.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »


EmoticonEmoticon