Pertumbuhan Perusahaan
Pengertian Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Menurut Kallapur dan Trombley (2001:3-15), menjelaskan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran perusahaan melalui peningkatan aktiva. Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat mengindikasikan bahwa perusahaan sedang mengadakan ekspansi. Kegagalan yang disebabkan oleh ekspansi akan meningkatkan beban perusahaan karena perusahaan harus menutup pengembalian beban ekspansi. Hal ini menyebabkan pembagian dividen kepada pemegang saham menurun. Kondisi tersebut dapat menyebabkan investor tidak berminat lagi untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga cenderung akan menjual saham yang dimilikinya.
Brigham dan Houston (2001:58), mendefinisikan pertumbuhan sebagai perubahan aset tahunan dari total aktiva.Hal ini dapat dibuktikan melalui perusahaan yang tumbuh dapat dilihat dari peningkatan aktiva untuk memperbesar ukuran perusahaan.Konsep ini didasarkan pada dua argumentasi pertama, pertumbuhan aktiva berbeda dengan pertumbuhan penjualan yang setiap usahayang dilakukan secara langsung membawa implikasi pada penerimaan.pertumbuhan aktiva mencerminkan waktu yang lebih panjang dari pertumbuhan penjualan.Kedua, investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum dioperasikan, sehingga aktifitas yang dilakukan tidak terkait dengan penerimaan (Kaaro, 2002).
Menurut Lukas Setia Atmaja (2008:274) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya bergantung pada modal dari luar perusahaan. Pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, kebutuhan baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan.
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan aset perusahaan.Pertumbuhan perusahaan menggambarkan tingkat ekspansi yang diusahakan oleh perusahaan dengan melihat pertumbuhan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional.
Rasio Pertumbuhan Perusahaan
Menurut signaling theory, perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi menghadapi kesenjangan informasi yang tinggi antara manajer dan investor luar tentang kualitas perusahaan.Dengan demikian, menurut signaling theory, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menggunakan tingkat kewajiban yang besar dalam struktur modal.
Pertumbuhan penjualan diukur dari perubahan total penjualan perusahaan dari tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Didalam perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sering membutuhkan tambahan aset untuk mendukung pertumbuhan penjualannya. Tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi juga merupakan indikasi bahwa perusahaan akan lebih banyak mempunyai retained earning sekaligus juga membutuhkan dana yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya tergantung pada modal dari luar perusahaan. Sedangkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah maka kebutuhan akan modal baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan. Karena faktor asymmetric information serta kekayaan bahwa flotation cost berhutang lebih rendah daripada flotation cost menerbitkan saham baru, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggicenderung menggunakan hutang yang lebih besar daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah (Atmaja, 2003:273).
PengaruhPertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Total AssetsGrowth Ratio= Total AssetsGrowth Ratio=
Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan asset perusahaan.Pertumbuhan perusahaan menggambarkan tingkat ekspansi yang diusahakan oleh perusahaan dengan melihat pertumbuhan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional.Hal-hal yang lain dianggap sama, perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal eksternal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan dikarenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi.maka hutang sebagai altenatif pertama dalam pengadaan dana eksternal cenderung meningkat(Brigham dan Houston, 2009:43).
Pendapat Brigham dan Houston ini senada dengan signaling theory yang menyatakan bahwa suatu perusahaan dengan prospek yang cerah akan cenderung menghindari penjualan saham dan lebih memilih menggunakan dana eksternal utang. Perusahaan lebih memilih utang karena pengumuman penawaran saham dianggap sebagai sinyal bahwa prospek perusahaan tidak terlalu baik.perusahaan yang memiliki prospek yang bagus mengindikasikan akan meraup banyak keuntungan tentu saja para pemegang saham juga akan merasakan keuntungan ini namun dengan adanya pemegang saham baru keuntungan yang akan didapat pemegang saham lama akan berkurang karena itulah perusahaan cenderung memilih utang ketika prospek perusahaan baik.
Menurut Sayilgan (2006:125-139) yang menyatakan bahwapeningkatan pertumbuhan perusahaan akan berpengaruh pada peningkatan struktur modal, bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, kecenderungan penggunaan hutang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah. Artinya, perusahaan akan memerlukan dana eksternal yaitu berupa hutang untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan membantu memenuhi biaya produksi perusahaan sehingga struktur modal perusahaan akan meningkat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Natalia (2010) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan aktiva perusahaan menunjukkan besarnya pengalokasian dana oleh perusahaan kedalam aktivanya. Jika faktor-faktor lain dianggap tetap, maka hutang sebagai altenatif pertama dalam pengadaan dana eksternal cenderung meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafii (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil positif ini menjelaskan bahwa dengan semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan masih ada kecenderungan untuk menggunakan sumber dana pinjaman yang akan berdampak peningkatan struktur modal.
Pertumbuhan perusahaan yang ditunjukkan dengan pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal karena aset mudah untuk dikolateralkan (dijaminkan), sehingga menurunkan resiko pemberi pinjaman.Semakin tinggi aset yang dapat dijaminkan, maka semakinbanyak jumlah pinjaman yang dapat diperoleh. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana eksternal (Song, 2005).
Pengaruh Operating Laveragedan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Strutur Modal
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh Gilda, Nila dan Nuzula (2018), dengan judul pengaruh faktor-faktor penentu struktur modal terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2014-2016. Hipotesis satu (H1) yang diajukan diterima, yaitu ukuran perusahaan, penghematan pajak, profitabilitas, struktur aktiva, operating leverage, dan tingkat pertumbuhan berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan, penghematan pajak, profitabilitas, struktur aktiva, operating leverage, dan tingkat pertumbuhan secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh struktur aktiva, operating leverage, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, dan pajak (Brigham dan Houston, 2011:188).Berdasarkan hasil analisis statistik dan teori, dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan, penghematan pajak, profitabilitas, struktur aktiva, operating leverage, dan tingkat pertumbuhan merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan memiliki konsekuensi langsung yang berbeda-beda terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan trade off theory, perusahaan yang menggunakan utang memiliki nilai perusahaan yang akan semakin meningkat dengan meningkatnya utang perusahaan, tetapi nilai perusahaan akan menurun setelah melewati titik optimal penggunaan utang (Hanafi, 2015:310).
Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal, karena faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal merupakan hal yang penting sebagai dasar dalam penentuan komposisi struktur modal perusahaan.