Agroindustri

Agroindustri

Pengertian Agroindustri

Menurut Udayana (2011:35) bahwa agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut, dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industry yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.

Menurut Soekartawi (2000:10) bahwa pengertian agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu pertama, agroindustri adalah industri yang usaha utamanya dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan bakunya adalah produk pertanian. Arti yang kedua adalah bahwa agroindustri itu diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

Menurut Udayana (2011:35) bahwa karakteristik dari agroindustri yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan industri lainnya, antara lain:
  • memiliki keterkaitan yang kuat baik dengan industri hulunya maupun ke industri hilir,
  • menggunakan sumberdaya alam yang ada dan dapat diperbaharui,
  • mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif baik di pasar internasional maupun di pasar domestik,
  • dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah besar,
  • produk agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga dapat meningkatkan pendapatan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Dengan perkataan lain, pengolahan masyarakat yang berdampak semakin luasnya pasar khususnya pada pasar domestik. Menurut Tarigan (2007:56) bahwa agroindustri merupakan kegiatan dengan ciri:
    • meningkatkan nilai tambah,
    • menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan,
    • meningkatkan daya simpan, dan
    •  menambah pendapatan dan keuntungan produsen. Sifat kegiatannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan, memperbaiki pemerataan pendapatan dan mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk menarik pembangunan-pembangunan pada sektor pertanian.

Penggolongan Agroindustri

Menurut Udayana (2011:35) bahwa secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi 4 (empat) yang meliputi: pertama, agroindustri pengolahan hasil pertanian; kedua, agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian; ketiga, agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan keempet, agroindustri jasa sektor pertanian (supporting services).

Menurut Masyhuri (2000:47) bahwa agroindustri dibagi menjadi 2 macam berdasarkan ruang lingkupnya yaitu agroindustri hulu dan agroindustri hilir. Dalam sistem agribisnis, agroindustri adalah salah satu subsistem yang lain yang membentuk sistem agribisnis. Sistem agribisnis terdiri dari subsistem input (agroindustri hulu), usaha tani (pertanian), output (agroindustri hilir), pemasaran dan penunjang. Pembicaraan mengenai pembangunan agroindustri tidak bisa dilepaskan dari pembangunan agribisnis secara keseluruhan. Pengembangan agroindustri akan dapat meningkatkan permintaan hasil-hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan produksi, harga hasil pertanian dan pendapatan petani. Perkembangan sektor pertanian akan meningkatkan permintaan sector agroindustri hulu, sektor pemasaran dan sektor penunjang (keuangan, asuransi, konsultasi, pendidikan dan sebagainya). Dengan demikian pengembangan sektor agroindustri mempunyai efek pengganda (multiplier effect) yang sangat besar.

Pembangunan Agroindustri

Menurut Soekartawi (2000:10) bahwa pembangunan agroindustri masih dihadapkan oleh berbagai tantangan, baik tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar negeri. Beberapa permasalahan yang terjadi pada agroindustri ini khususnya permasalahan di dalam negeri antara lain: 
  • beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam usahanya, khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinyu,
  • kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan,
  • Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri,
  • kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan keterbatasan pasar,
  • lemahnya infrastruktur,
  • kurangnya perhatian terhadap penelitian dan pengembangan,
  • lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir,
  • kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu untuk dapat bersaing, dan
  • lemahnya enterpreneurship.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »


EmoticonEmoticon