Model Pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID)
Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Kamus Pintar Bahasa Indonesia model berarti : ragam, cara yang terbaik. Menurut Agus Suprijono “Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas”. Jadi, model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu acuan atau pola yang dapat digunakan sebagai acuan dalam membelajarkan siswa.
Pengertian tersebut berhubungan dengan pendapat Joyce dan Weil yang mengemukakan bahwa setiap model pembelajaran harus memiliki empat unsur, sebagai berikut :
- Sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata.
- Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan siswa selama proses pembelajaran.
- Prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan bagaimana guru memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan siswanya.
- Sistem pendukung (support system) yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka operasional dan acuan bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Walaupun secara teoritik tersedia cukup banyak model pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru di dalam melaksanakan pengajaran, guru seyogyanya memilih model mana yang dianggap atau diperkirakan paling efektif karena pemilihan model-model tersebut akan banyak ditentukan oleh tujuan belajar yang ingin dicapai untuk setiap unit pelajaran.
Pengertian Model Pembelajaran Meaningful Intructional Design (MID)
Meaningful learning merupakan strategi dasar dari pembelajaran konstruktivistik, Ausubel menjelaskan meaningful-learning bahwa manusia ingin mengetahui keadaan sekelilingnya, apakah lingkungan sosial, lingkungan alam, bahkan lingkungan spiritual. Untuk menjawab itu semua pertama manusia harus menggunakan panca indera. Ketika manusia mengamati peristiwa sosial dengan pancainderanya, bagaimana ia bisa memastikan bahwa apa yang diterima adalah sama seperti peristiwa yang sebenarnya? Biasanya apa yang terlihat (sight) belum tentu sama dengan apa yang diterimanya (perceived), pembentukan pengetahuan melibatkan interpretasi manusia atas peristiwa tersebut. Sebelum peristiwa tersebut menjadi pengetahuannya, dia harus melewati lapisan yang disebut “interpretasi”. Inilah yang disebut meaningful-learning. Dalam proses belajarnya mengutamakan kebermaknaan agar peserta didik mudah mengingat kembali materi-materi yang telah di sampaikan oleh guru ataupun materi yang baru disampaikan.
Pembelajaran (instuction) di sini tidak hanya merujuk kepada konteks pembelajaran formal di ruang kelas, di mana pemerolehan keterampilan dan konsep tertentu merupakan tujuan sentralnya, tetapi juga mencakup seluruh apa yang terkandung dalam istilah “komunikasi”, termasuk konteks pembelajaran informal, di mana sikap dan emosi amat diperhatikan.
Rancangan (design) ialah proses analisis dan sintesis yang dimulai dengan suatu problem komunikasi dan diakhiri dengan rencana solusi operasional, design pembelajaran juga dapat diartikan dari berbagai sudut pandang misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Jadi model pembelajaran MID (Meaningful Instructionnal Design) ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Meaningful Intructional Design (MID)
Adapun langkah-langkah pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID) adalah sebagai berikut :
- Syntax
- Lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis pengalaman, dan konsep-ide. Dimana dalam pembelajaran ini berhubungan dengan pengalaman atau peristiwa maupun fakta-fakta baru kemudian menganalasis pengalaman tersebut dan menghubungkan ide-ide mereka dengan materi atau konsep baru.
- Reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar. Konsep pembelajaran ini adalah menekankan kepada para siswa untuk menciptakan interprestasi mereka sendiri terhadap dunia informasi. Siswa meletakkan pengalaman belajar mereka dengan pengalamannya sendiri.
- Production melalui ekspresi-apresiasi konsep. Konsep materi pembelajaran yang telah disampaikan kemudian di apresiasi atau diaplikasikan kedalam bentuk nyata. Dan membawa alur pembelajaran yang produktif. Sehingga siswa tidak hanya memahami secara konseptual tetapi dapat menciptakan hal baru dari konsep yang difahami.
- Sistem Sosial (the social system). Dalam proses pembelajaran ini menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi siswa juga berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, model ini menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
- Prinsip Reaksi (principles of reaction). Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran MID (Meaningful Instructionnal Design) ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model ini siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan aktivitas belajar mereka dengan menerapakan model pembelajaran ini dengan harapan siswa akan dapat mengembangkan aktivitas belajarnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
- Sistem Pendukung (support system). Adapun sarana, bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MID (Meaningful Instructionnal Design) adalah sebagai berikut :
- Papan tulis
- Penggaris
- Alat Peraga
- Buku teks Biologi
- LKS
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID)
Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID) adalah :
Kekurangan model pembelajaran MID ( Meaningful Instructional Design )
- Model pembelajaran ini belum diketahui banyak pengajar jadi masih jarang digunakan.
- Menuntut kemampuan guru untuk lebih kreatif supaya bisa membuat suasana dalam proses belajar mengajar menjadi bermakna.
Kelebihan model pembelajaran MID ( Meaningful Instructional Design)
- Model pembelajaran ini sangat baik dan efektif untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar.
- Dapat mendorong aktifitas belajar siswa menjadi aktif.
- Siswa juga lebih mudah mengingat materi yang disampaikan karena adanya kebermaknaan dalam proses belajar mengajar.
- Dapat pula meningkatkan kemampuan siswa.
SUMBER :
- Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012)
- Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2008)